Kampung Blogger dan Rahasia dibalik penghasilan Dollarnya

kampung-blogger
mmbc express

Para anggota komunitas bisnis online yang menamakan dirinya Kampung Blogger ini berbasis di Magelang ini tak sekedar menghasilkan uang. Mereka juga tak segan berbagi ilmu pada siapa pun yang berminat, termasuk remaja putus sekolah, tentara, polisi, bahkan ibu rumah tangga.

Daftar Isi

Simak Kisahnya di Video Berikut :

https://youtu.be/sLbPBZvfZlw

Berbisnis online bukan berarti hanya melulu menjajakan produk. Meski terkesan sepele, menjual jasa seperti menyediakan tempat beriklan atau memberi tinjauan atas suatu produk bisa mendatangkan untung menggiurkan. Tentu saja meraih kesuksesan dari bisnis yang membutuhkan modal relatif sedikit ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh ketekunan, kesabaran, dan kerja keras untuk meraih penghasilan seperti yang diinginkan.

Seperti itulah gambaran yang diceritakan Sumbodo Malik, pendiri komunitas Kampung Blogger di Magelang. Sumbodo sendiri sebelumnya telah mengalami pahit manisnya berbisnis online, sebelum akhirnya ia ‘berjodoh’ dengan usaha ini secara tak sengaja. Sumbodo menceritakan, ia adalah orang yang sangat hobi merakit komputer sejak 2003. Setiap tahun, tabungannya selalu dihabiskan untuk membeli komputer. Pada tahun 2008, ia yang saat itu bekerja sambil kuliah, membeli komputer seharga Rp 24 juta. Karena tidak lagi mempunyai uang, pola makannya pun jadi tidak sehat karena mengkonsumsi makanan instan terus menerus. Ia pun sempat jatuh sakit. Diagnosis dokter menyatakan ia menderita kekurangan gizi. Akibatnya, pria yang saat itu sehari-harinya bekerja di dalam laboratoium ini pun harus di rawat di rumah sakit.
Keluar dari rumah sakit dalam kondisi tak punya uang sama sekali, Sumbodo memutar otak untuk melakukan sesuatu yang bisa menghasilkan uang. Lalu ia bertekad, komputer yang sudah membuatnya bangkrut itu setidaknya harus bisa menghasilkan uang. Kebetulan, ketika tengah membersihkan kasur di kamar kosnya, ia menemukan buku tentang cara menghasilkan uang lewat internet, yang ia beli dua tahun sebelumnya di stasiun. Dari situlah, pikirannya terbuka ternyata memang bisa mendapatkan uang dari internet. Kebetulan, komputer miliknya juga ada jaringan internetnya. Tak mau buang waktu, ia langsung menjelajahi dunia maya untuk mencari cara mendapatkan uang. Namun yang ia temukan saat itu adalah forum-forum dari luar negeri. Dengan bahasa Inggris yang pas-pasan, Sumbodo memaksakan dirinya untuk belajar. Waktu itu ia memang belum kenal dengan forum-forum dari Indonesia, yang sebenarnya sudah luar biasa.

Tiga minggu awal, ayah satu anak ini mengaku, dibuat pusing saat mempelajari hal-hal baru dalam bahasa Inggris. Apalagi, ia belum juga bisa menghasilkan uang. Pada minggu ketiga dan keempat, usahanya mulai menampakkan hasil dari situs yang dibuatnya dan jasa review yang ia tawarkan di sana. Situs itu ia isi dengan banyak konten, lalu didaftarkan secara online. Sumbodo lalu menawarkan jasa review lewat online ke perusahaan-perusahaan. Satu review bayarannya bervariasi, waktu itu bisa 10 dolar sampai 15 dolar. Semua tulisan dibuat dalam bahasa Inggris. Pada bulan kedua, penghasilannya nyaris dua kali lipat dari sebelumnya. Dan bulan berikutnya terus meningkat. Tidak mau pelit, Sumbodo pun mengajarkan ilmu barunya ini kepada teman-teman kantornya. Tak butuh waktu lama untuk membuat mereka mengikuti jejak sukses Sumbodo. Hingga tiap hari yang jadi bahan pembicaraan di kantor dengan teman-temannya adalah, berapa dolar yang mereka hasilkan.

Mau Belajar Membuat Website sendiri dan cara menghasilkan Uang via Website Anda? KLIK GAMBAR

Suasana kerja pun jadi tidak kondusif. Akhirnya, satu per satu teman-temannya keluar dari pekerjaan. Karena tinggal sendirian, Sumbodo pun juga ikut keluar. Januari 2010, Sumbodo memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Desa Menowo, Magelang. Sebelumnya, Sumbodo sudah mengajari teman-teman sekotanya yang tinggal di Jakarta. Di kampung halamannya, Sumbodo pun juga mengajari teman-temannya. Mulanya, ia sempat kecewa karena teman-temannya di Magelang tak menanggapi serius ilmu yang diajarkannya. Tanpa bermaksud pamer, Sumbodo saat itu pulang ke Magelang sambil menunjukkan mobil dan motor yang berhasil dibelinya dari bisnis barunya.
Rupanya taktik Sumbodo berhasil. Teman-temannya mulai tertarik. Sumbodo pun berhasil merekrut teman-temannya yang belum memiliki komputer untuk jadi karyawannya. Gaji mereka lalu dikumpulkan untuk membeli komputer atau laptop bekas. Setelah itu, beberapa orang mulai berbisnis sendiri, tak lagi menjadi karyawan. Melihat keberhasilan mereka, teman-temannya lalu tertarik untuk mengikuti jejak. Sejak itulah, Kampung Blogger mulai didirikan. Di antara anggotanya dibuat aturan, yang bisa wajib mengajari yang tidak bisa. Dengan demikian, makin lama makin banyak orang yang memiliki ilmu berbisnis online.

 

Setiap mendapat ilmu baru, Sumbodo selalu membagikannya ke teman-temannya di Kampung Blogger. Tak lupa, istrinya pun ikut ia ajari, yang kemudian membagikan ilmunya pada saudara-saudaranya. Virus berbisnis online ala Kampung Blogger pun makin menyebar. Tak hanya di Desa Menowo, melainkan juga di wilayah lain di Magelang. Bahkan, orang-orang dari luar kota dan luar Jawa pun datang untuk belajar ke Kampung Blogger. Bukan hanya anak muda, melainkan juga polisi, tentara, sampai ibu rumahtangga. Bahkan, dosen Sumbodo sendiri juga ikut minta diajari olehnya. Yang membuat hati Sumbodo senang, anak-anak muda di Menowo kini tak lagi sekedar nongkrong sambil bermain gitar. Kini, mereka bisa punya penghasilan yang lebih baik. Bahkan, mereka juga membantu sesama teman yang kebanjiran order.

Bisnis Travel Online & PPOB

 

Sumbodo mengaku, ia pernah dicurigai warga sekitar atas pekerjaan yang dilakukan, mengingat hasil yang lumayan tapi tak terlihat melakukan sesuatu. Tapi Sumbodo berpikir, kalau hanya ia saja yang seperti itu, mungkin bisa saja dituduh yang macam-macam. Namun kalau orang sekampung turut melakukan hal yang sama, rasanya tidak mungkin aktivitas yang mereka lakukan adalah hal yang negatif. Selain itu, ibunya pun juga sering bercerita kepada teman-temannya, perihal pekerjaan yang dilakukan Sumbodo. Akan tetapi, cerita Sumbodo, ada teman-teman di kota lain yang punya pengalaman tidak enak. Mereka sempat dikira teroris, bahkan ada yang sampai terpaksa membuat surat yang mereka tanda tangani sendiri, yang berisi pernyataan bahwa mereka bukanlah teroris.
Virus kebaikan Sumbodo pun kian tersebar luas. Hingga kini, sudah lebih dari 3000 anggota Kampung Blogger yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Anggota Kampung Blogger Magelang memang tak segan berbagi ilmu. Mereka juga ada yang mengajar di sebuah lembaga nirlaba. Selain itu, juga mengajar anak putus sekolah atas permintaan instansi tertentu dan mengajar ke berbagai kota atas permintaan komunitas. Untuk menjembatani komunikasi antar anggota, Sumbodo membuat akun di Facebook. Di sana menjadi ajang sharing bagi para anggotanya. Sumbodo dan beberapa admin lain akan menjawab pertanyaan bila ada yang bertanya secara online. Sayangnya, masih banyak orang yang salah mengira bahwa bisnis online yang dilakukan Kampung Blogger bisa menghasilkan uang banyak secara instan. Padahal, melakukannya juga mesti tekun dan kerja keras.

mmbc express
kampung-blogger2
kampung-blogger2

Salah satu yang berhasil mengikuti jejak Sumbodo adalah Evi Dwi Hastutik. Ia merupakan salah satu orang yang tertular virus Kampung Blogger. Evi tertarik belajar setelah melihat keponakannya yang masih duduk di bangku SMP berpenghasilan lumayan dari bisnis online ala Kampung Blogger. Bahkan, Evi yang sebelumnya menjabat posisi penting di perusahaan BUMN di Bekasi, rela mengundurkan diri dan melepas mayoritas usaha yang telah dirintisnya selama beberapa tahun bersama suami, demi pindah ke Magelang. Kebetulan, sebelum ia dan anaknya pindah ke Magelang, suaminya terlebih dulu pindah tugas ke Jawa Timur. Awalnya, Evi menyewa kos di Yogyakarta selama beberapa minggu untuk mempelajari bisnis online ini. Selanjutnya, ia pun mantap pindah ke Magelang dan bermitra dengan Sumbodo menjalankan bisnis online.
Sama halnya dengan Evi, Wahyu Setyo Utomo yang tinggal di Magelang juga mengikuti jejak Sumbodo. Mulanya, ia tak terlalu menanggapi permintaan istrinya yang berkali-kali memintanya menemui Sumbodo untuk belajar bisnis online. Sebagai staf penjualan komputer di sebuah perusahaan di Semarang, waktunya habis tersita untuk bekerja dan pulang pergi Magelang-Semarang setiap hari. Namun akhirnya, Tomo, sapaan akrabnya, tergerak juga untuk belajar. Awalnya, ayah empat anak ini dipinjami dua buku oleh Sumbodo. Tapi karena kesibukannya bekerja membuatnya butuh waktu cukup lama untuk membaca buku tersebut. Ketika akhirnya mulai, Tomo pun sudah disalip oleh teman-temannya yang mulai belakangan. Setelah merasakan hasilnya, pria yang sudah ditinggal meninggal istrinya ini mantap keluar dari pekerjaannya.

Di Kampung Blogger, Tomo tidak hanya berjualan jasa, melainkan juga produk berupa aneka makanan ringan secara online. Kini, Tomo ikut mengajar di lembaga nirlaba tak jauh dari rumahnya, sambil terus berbagi pada orang yang ingin belajar bisnis online. Menurut Tomo, lama atau tidaknya belajar tergantung intensitas dan kemampuan masing-masing orang. Kalau hanya belajar membuat blog dasar, 1-2 hari saja cukup. Tapi kalau ingin belajar lebih detail tentang satu jenis bisnisnya, butuh waktu paling sedikit satu minggu.

About Agung P 224 Articles
Life is Never Flate!

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.